Masih terngiang di dalam benakku ketika lelaki paruh baya itu secara
tiba tiba menasehatiku, "kamu dulu tamatan pesantren mana nak?"
Ittifaqiah Indralaya jawabku dengan tegas seraya bergegas keluar dari
kelas membawa hasil ujian Bahasa Inggris Ujian Semester Ganjil hari
pertama disekolah.
Langkahku terhenti sejenak sambil menggenggam
buku yang ku pangku sembari memikirkan mengapa ia tahu asal sekolahku,
namun disaat kebingunganku masih berkecamuk ia menghampiriku lagi, "nak mengapa
penampilanmu layaknya orang pada umumnya yang ada padahal kamu memiliki
latar belakang sekolah dan sarjana di dalam lingkungan yang kental
suasana islami" tambahnya lagi,, iya pak memang seharusnya saya seperti
itu, namun sayangnya saya masih belum konsisten. tetapi Bapak itu bukan
malah menjauh dengan jawaban singkatku tadi. kamu harusnya
mempertahankannya karena itu daya jual kamu serta ciri khas berbeda dari
yang lainnya, sungguh saya tidak menyangka mengapa citra kamu tidal
mencerminkan siapa kamu seharusnya.
Akhirnya akupun berjalan dengan langkah lebar agar dapat segera
menjauhinya, batinkupun mulai berkecamuk atas perkataan tadi, otak
kecilku masih bertanya-tanya bagaimana dia bisa tahu saya sedalam itu,
dan tidak pernah ada yang menasehati saya selain sahabat akrab ketika
masih kuliah Nani Melita dan Wina Rumanita yang telah lama saya rindukan
butiran butiran nasihatnya.
Aku terdiam duduk dibangku ruangan sambil menelungkupkan pandangan ke meja kerja,,, ahh mengapa aku tidak menayakan kepadanya bagaimana untuk bisa menjadi seperti yang dia katakan ditengah-tengan posisi ku saat ini, mungkin saja dia punya banyak koneksi untuk membantuku, namun sayang setelah berulang ulang aku telusuri setiap ruang sekolah, halaman, aula, kantin dan parkir sosok yang aku cari tak bisa ku temukan, akupun duduk terdiam di teras gerbang sambil menatap kelangit, apakah ini surat cinta dariMu Rabb.. entah berapa lama aku menghabiskan waktu disana sehingga lamunankupun terpecahkan saat kepala sekolah memanggilku "miss jangan termenung nanti kerasukan" akupun terkejut ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, astaghfirullah jadwalku mengawas sudah hampir selesai, sembari malu akupun menjawab "i ii iya pak".
Bersambung..
Aku terdiam duduk dibangku ruangan sambil menelungkupkan pandangan ke meja kerja,,, ahh mengapa aku tidak menayakan kepadanya bagaimana untuk bisa menjadi seperti yang dia katakan ditengah-tengan posisi ku saat ini, mungkin saja dia punya banyak koneksi untuk membantuku, namun sayang setelah berulang ulang aku telusuri setiap ruang sekolah, halaman, aula, kantin dan parkir sosok yang aku cari tak bisa ku temukan, akupun duduk terdiam di teras gerbang sambil menatap kelangit, apakah ini surat cinta dariMu Rabb.. entah berapa lama aku menghabiskan waktu disana sehingga lamunankupun terpecahkan saat kepala sekolah memanggilku "miss jangan termenung nanti kerasukan" akupun terkejut ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, astaghfirullah jadwalku mengawas sudah hampir selesai, sembari malu akupun menjawab "i ii iya pak".
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar