Dengan adanya target pemerintah pada tahun 2015 seluruh
sekolah sudah melaksanakan kurikulum 2013, untuk mensukseskan program
pemerintah tersebut, SMKN Rawas Ulu mengadakan pelatihan kurikulum 2013 kepada
guru yang menjadi sasaran utama penerapan K-13. Kegiatan ini sudah lama di
rencanakan, namun baru sekarang ada moment yang tepat dikarenakan ada beberapa
rangkaian kegiatan sebelumnya, ujar orang nomor satu di sekolah ini di sela
sela sambutannya membuka acara. Senada dengan itu, Waka kurikulum, Tryanto Joko, ST,
mengatakan banyak guru SMK masih mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran
ditambahn lagi belum adanya buku panduan materi pelajaran versi Kurikulum 2013,
sehingga melatar belakangi terlaksananya
pelatihan ini, diharapkan dapat mengurai beberapa kesulitan yang dihadapi oleh
guru.
Pentingnya mensosialisasikan serta mempersiapkan guru
yang berkualitas guna mewujudkan siswa yang kompetitif adalah langkah awal yang
harus kami lakukan, mempersiapkan seluruh guru untuk siap menerapkan dan
menggunakan keahliannya semaksimal mungkin sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013, menyadari akan minimnya sosialisasi dari pemerintah setempat kepala sekolah
Edy Sutriono, M.Pd, tidak ragu untuk mengambil langkah dengan mendatangkan Instruktur
Nasional Pelatihan materi K-13 (LPMP) region Sumsel bapak Indra Besmara, M.Pd sebagai nara sumber utama
pelatihan.
Dalam penyampaiannya, Bapak yang pernah memiliki karir
sebagai kepala sekolah SMPN Karang Dapo ini, memberikan apresiasi yang tinggi
terhadap pihak sekolah yang mau melaksanakan pelatihan materi K-13 dengan
inisiatif sendiri tanpa menunggu pihak pemerintah turun tangan. Menurutnya walaupun semua sekolah belum menerapkan kurikulum
2013 bagi siswa tahun ajaran 2014/2015, namun para guru sudah seharusnya
mengetahui bagaimana sebenarnya penerapan kurikulum 2013 tersebut. Untuk
memaksimalkan penerapannya sejak saat ini apalagi bagi sekolah yang akan
mempersiapkan akreditasi sekolah, jelas hal ini harus menjadi prioritas bagi stakeholder
sekolah untuk segera mulai menerapkan K-13 terlebih lagi jika telah diberikan
pelatihan.
Lebih lanjut lagi dikatakannya bahwa ada beberapa aspek perubahan yang perlu amat ditekankan dalam Kurikulum 2013 seperti Standar Kompetensi (KD) berubah menjadi Kompetensi Isi (KI) yang memeiliki kesamaan untuk semua mata pelajaran serta rubrik penilain menggunakan portofolio dan form raport siswa menggunakan rentang huruf. Perubahan dan penyempurnaan kuriukulum, menurutnya adalah hal yang lumrah, akan tetapi persepsi yang berkembang di masyarakat dan isu-isu yang mengemuka membuat keresahan, kebingungan, dan bahkan kepanikan termasuk bagi guru SMK. “pelatihan implementasi kurikulum 2013 ini diusahakan tidak hanya sebatas teoritis belaka, tapi bagaimana menyusun rencana aksi yang berbasis pada peminatan siswa, sambungnya.
Pada akhir pembicaraannya, ia menyatakan harapannya terhadap pemerintah kabupaten Musi rawas agar jangan terkesan lepas tanggung jawab dikarenakan adanya pemisahan antara kabupaten MURA dan MURATARA yang menjadi Daerah Otonomi Baru DOB, dalam mengadakan pemerataan sosialisasi K-13, dikarenakan lembaga pemerintahan yang telah terpisah hal ini memiliki dampak buruk dalam pemeratan informasi meskipun dari anggaran serta kelembagaan kedua kabupaten tersebut telah Independen, namun tetap saja tidak harus memisah-misahkan semua aspek terutama pendidikan. (Lia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar