SMKN RU BISA SMART

Selamat Datang di Blog JURNALISTIK Reach the World with the Words

Senin, 06 Oktober 2014

Kurikulum 2013, SMKN Rawas Ulu Gandeng Instruktur Nasional

Rawas Ulu, Senin (6/10). SMKN Rawas Ulu kabupaten MURATARA  untuk pertama kalinya mengadakan In House Training Implementasi Kurikulum 2013 dengan tema (cerdas memahami, ikhlas melaksanakan dan mewujudkan generasi BISA SMART) yang dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB, dengan jumlah peserta 35 orang dari berbagai bidang studi. Pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 sudah berjalan selama satu semseter dan telah banyak di gunakan di berbagai sekolah yang ada di kota maupun daerah yang di tunjuk menjadi sasaran penerapan K-13 maupun sekolah yang memiliki kesiapan SDM yang cukup untuk mulai mengaplikasikan K-13 pada tahun pelajaran 2014/2015.  
Dengan adanya target pemerintah pada tahun 2015 seluruh sekolah sudah melaksanakan kurikulum 2013, untuk mensukseskan program pemerintah tersebut, SMKN Rawas Ulu mengadakan pelatihan kurikulum 2013 kepada guru yang menjadi sasaran utama penerapan K-13. Kegiatan ini sudah lama di rencanakan, namun baru sekarang ada moment yang tepat dikarenakan ada beberapa rangkaian kegiatan sebelumnya, ujar orang nomor satu di sekolah ini di sela sela sambutannya membuka acara. Senada dengan itu, Waka kurikulum, Tryanto Joko, ST, mengatakan banyak guru SMK masih mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran ditambahn lagi belum adanya buku panduan materi pelajaran versi Kurikulum 2013, sehingga  melatar belakangi terlaksananya pelatihan ini, diharapkan dapat mengurai beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru.
Pentingnya mensosialisasikan serta mempersiapkan guru yang berkualitas guna mewujudkan siswa yang kompetitif adalah langkah awal yang harus kami lakukan, mempersiapkan seluruh guru untuk siap menerapkan dan menggunakan keahliannya semaksimal mungkin sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, menyadari akan minimnya sosialisasi dari pemerintah setempat kepala sekolah Edy Sutriono, M.Pd, tidak ragu untuk mengambil langkah dengan mendatangkan Instruktur Nasional Pelatihan materi K-13 (LPMP) region Sumsel bapak Indra  Besmara, M.Pd sebagai nara sumber utama pelatihan.
Dalam penyampaiannya, Bapak yang pernah memiliki karir sebagai kepala sekolah SMPN Karang Dapo ini, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pihak sekolah yang mau melaksanakan pelatihan materi K-13 dengan inisiatif sendiri tanpa menunggu pihak pemerintah turun tangan. Menurutnya walaupun semua sekolah belum menerapkan kurikulum 2013 bagi siswa tahun ajaran 2014/2015, namun para guru sudah seharusnya mengetahui bagaimana sebenarnya penerapan kurikulum 2013 tersebut. Untuk memaksimalkan penerapannya sejak saat ini apalagi bagi sekolah yang akan mempersiapkan akreditasi sekolah, jelas hal ini harus menjadi prioritas bagi stakeholder sekolah untuk segera mulai menerapkan K-13 terlebih lagi jika telah diberikan pelatihan.
 
Lebih lanjut lagi dikatakannya bahwa ada beberapa aspek perubahan yang perlu amat ditekankan dalam Kurikulum 2013 seperti Standar Kompetensi (KD) berubah menjadi Kompetensi Isi (KI) yang memeiliki kesamaan untuk semua mata pelajaran serta rubrik penilain menggunakan portofolio dan  form raport siswa menggunakan rentang huruf.
Perubahan dan penyempurnaan kuriukulum, menurutnya adalah hal yang lumrah, akan tetapi persepsi yang berkembang di masyarakat dan isu-isu yang mengemuka membuat keresahan, kebingungan, dan bahkan kepanikan termasuk bagi guru SMK. “pelatihan implementasi kurikulum 2013 ini diusahakan tidak hanya sebatas teoritis belaka, tapi bagaimana menyusun rencana aksi yang berbasis pada peminatan siswa, sambungnya.

Pada akhir pembicaraannya, ia menyatakan harapannya terhadap pemerintah kabupaten Musi rawas agar  jangan  terkesan lepas tanggung jawab dikarenakan adanya pemisahan antara kabupaten MURA dan MURATARA yang menjadi Daerah Otonomi Baru DOB, dalam mengadakan pemerataan sosialisasi K-13, dikarenakan lembaga pemerintahan yang telah terpisah hal ini memiliki dampak buruk dalam pemeratan informasi meskipun dari anggaran serta kelembagaan kedua kabupaten tersebut telah Independen, namun tetap saja tidak harus memisah-misahkan semua aspek terutama pendidikan. (Lia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar